Legal and Free

Monday, 12 November 2012

Kasih tulus dari seorang anak laki laki

 Kasih seorang anak laki laki kepada ibu dan adiknya~

Saya sedang berjalan-jalan di Toko Target ketika saya melihat seorang kasir memberikan kepada anak laki-laki ini uang nya kembali. Anak laki-laki ini mungkin tidak lebih dari 5 atau 6 tahun umurnya.  Kasir itu berkata, "Maaf, tapi Anda tidak punya uang cukup untuk membeli boneka ini".
Kemudian anak laki-laki ini menoleh ke wanita tua disebelahnya. "Nenek, apakah nenek yakin saya tidak punya cukup uang?" Wanita tua itu menjawab, "Kamu tahu kalau kamu sebenarnya tidak punya cukup uang untuk membeli boneka ini, sayangku". Kemudian wanita tua itu berkata kepada anak kecil itu untuk tinggal di sana 5 menit karena dia mau melihat-lihat. Dia berjalan dengan cepat ke bagian lain di toko.
Anak lelaki ini masih memegang boneka itu di tangannya.  Akhirnya, saya berjalan menuju dia dan bertanya kepadanya kepada siapa dia akan memberikan boneka ini "Boneka ini adalah boneka yang paling disayangi oleh adik saya dan dia ingin sekali ini sebagai hadiah natal.  Dia yakin bahwa Sinter Klas akan memberikan ini kepadanya"
Saya menjawab kepadanya mungkin Sinter Klas  akan tetap memberikan kepadanya dan jangan kuatir. Tetapi dia menjawab kepada saya. "Tidak, Sinter Klas  tidak dapat membawa ini kepada dia dimana dia sekarang berada.  Saya harus memberikan boneka ini kepada ibu saya supaya dia dapat memberikannya kepada adik saya ketika dia pergi ke sana."
Matanya sangat sedih ketika dia mengatakan hal ini.  "Adik saya telah pergi dan bersama dengan Tuhan sekarang.  Ayah saya berkata ibu juga segera akan bertemu dengan Tuhan, maka saya berpikir dia dapat membawa boneka ini dan memberikannya kepada adik saya."
Jantung saya hampir berhenti berdetak.  Anak lelaki itu melihat saya dan berkata: "Saya berkata kepada ayah untuk menyuruh ibu untuk tidak pergi dulu. Saya ingin dia menanti sampai saya kembali dari mal."
Kemudian dia menunjukkan foto dia yang bagus dan sedang tertawa. Dia berkata kepada saya, "Saya ingin ibu membawa foto ini bersamanya supaya dia tidak melupakan saya.  Saya mencintai ibu saya dan saya berharap dia tidak meninggalkan saya tetapi ayah berkata dia harus pergi untuk bersama dengan adik perempuan saya."
Kemudian dia melihat boneka itu dengan mata yang sedih, dan pelan.  Saya secepatnya meraih dompet saya dan berkata kepada anak lelaki itu. "Coba kita lihat lagi, mungkin kamu memang punya uang yang cukup untuk membeli boneka itu?"
"Baik", katanya, "Saya berharap saya punya uang yang cukup".  Saya menambahkan uang saya tanpa sepengetahuannya dan kami mulai menghitung uangnya.  Ada cukup uang untuk boneka dan bahkan ada kelebihannya.  Anak lelaki itu berkata: "Terima kasih Tuhan untuk memberikan saya uang yang cukup!"
Kemudian dia melihat saya dan menambahkan, "Saya meminta kepada Tuhan kemarin malam sebelum saya tidur untuk memastikan saya punya uang yang cukup untuk membeli boneka ini, supaya ibu saya dapat memberikannya kepada adik saya. Dia mendengarkan saya! Saya juga meminta untuk uang yang cukup untuk membeli mawar putih untuk ibu saya, tetapi saya tidak berani meminta kepada Tuhan terlalu banyak.  Tetapi dia memberikan saya uang cukup untuk membeli boneka dan mawar putih. Ibu saya sangat suka mawar putih"
Beberapa menit kemudian,  wanita tua itu kembali dan saya pergi dengan keranjang belanjaan saya.  Saya menyelesaikan belanja saya dengan suasana hati yang berbeda dari ketika saya datang.  Saya tidak dapat menyingkirkan anak lelaki itu dari otak saya.  Kemudian saya teringat akan artikel di surat kabar lokal dua hari yang lalu, yang menulis tentang pemabuk yang mengendarai truk, yang kemudian menabrak mobil yang dikendarai seorang wanita muda dan seorang anak kecil perempuan. Anak perempuan itu meninggal seketika, dan ibunya dalam keadaan yang sangat kritis.  Keluarganya harus memutuskan untuk menarik mesin penopang kehidupannya, karena wanita muda ini tidak akan dapat kembali dari komanya.  Apakah ini keluarga dari anak lelaki ini?
Dua hari setelah pertemuan saya dengan anak lelaki ini, saya membaca di surat kabar bahwa wanita tersebut telah meninggal dunia. Saya tidak dapat menahan diri saya, saya membeli serangkaian bunga mawar putih dan pergi ke rumah duka dimana jenazah wanita muda tersebut disemayamkan supaya orang dapat melihat dan memberikan salam terakhir sebelum dikuburkan.  Dia berada di dalam peti, memegang sekuntum mawar putih yang cantik di tangannya dan foto dari anak lelaki dan boneka di dadanya.
Saya meninggalkan tempat itu dengan mata berkaca-kaca, merasa bahwa kehidupan saya telah diubahkan untuk selamanya. Kasih dari seorang anak lelaki untuk ibunya dan adik perempuannya sampai hari ini masih sulit untuk dibayangkan. Dan dalam waktu sedetik, seorang pengendara yang mabuk telah mengambil semua ini dari dirinya.
Marilah kita berhati-hati saat di jalanan dan janganlah lupa untuk menunjukkan kasih dan kepedulian pada orang-orang yang ada di sekitar kita.

Source : Radio Maria

0 comments:

Post a Comment


Berkomentarlah yang santun.
Tidak ada captcha, komentar langsung di publikasikan