Legal and Free

Tuesday, 20 November 2012

Kisah Telur dan Tempe

Suatu malam, ibu yg bangun sejak pagi, bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan makan malam utk ayah, sangat sederhana, berupa telur mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya krn mengurusi adik yg merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong!

Ibu sedikit panik, tapi tdk bisa berbuat banyak.

Kami menunggu dgn tegang apa reaksi ayah yg pulang kerja pasti sdh capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telur gosong.

Luar biasa! Ayah dgn tenang menikmati dan memakan semua yg disiapkan ibu dgn tersenyum, dan bahkan berkata, “Bu terima kasih ya!” Lalu ayah terus menanyakan kegiatan sy & adik di sekolah.

Selesai makan, masih di meja makan, sy mendengar ibu meminta maaf krn telor & tempe yg gosong itu & satu hal yg tidak pernah sy lupakan adalah apa yg ayah katakan:

“Sayang, aku suka telor & tempe yg gosong.”

Sebelum tidur, sy pergi utk memberikan ciuman selamat tidur kpd ayah, sy bertanya “apakah ayah benar-benar menyukai telur & tempe gosong?”

Ayah memeluk sy erat dg kedua lengannya & berkata, “Anakku, ibu sdh bekerja keras sepanjang hari & dia benar-benar sdh capek,Jadi sepotong telor & tempe yg gosong tdk akan menyakiti siapa pun”

Saudara terkasih dalam Kristus belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yg sangat penting utk menciptakan sebuah hubungan yg sehat, bertumbuh & abadi.

Ingatlah emosi tdk akan pernah menyelesaikn masalah yg ada, jd selalulah berpikir dewasa. Mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi pasti punya alasannya sendiri.

Janganlah kita menjadi org yg egois hanya mau dimengerti, tapi tdk mau mengerti.
 
Sumber : http://www.facebook.com/BMSPS

0 comments:

Post a Comment


Berkomentarlah yang santun.
Tidak ada captcha, komentar langsung di publikasikan