Legal and Free

Tuesday, 20 November 2012

Kisah Tukang Kayu yang Jujur



Kejujuran adalah hal yang penting, tanpa kejujuran kesuksesan tidak akan ada.
Mari kita simak cerita berikut.

Hiduplah seorang tukang kayu yang mempunyai seorang istri tetapi tidak mempunyai anak.
Tukang kayu ini bekerja dari pagi hari dan kembali ke rumahnya pada malam hari, dia bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
Mulai dari siang hari dia mulai memasuki hutan dan menebang pohon pohon yang tua dan bisa dijadikan kayu bakar lalu menjualnya pagi pagi.
Suatu pagi, dia pergi menjual kayu yang dia kumpulkan kemarin malam dan pulang ke rumah pada siang hari.
Dia langsung menyiapkan kapak besinya yangdigunakannya untuk mencari makanan, dia mulai memasuki hutan dan mulai mengumpulkan ranting ranting ataupun batang kayu yang sudah tua.
Dia berhenti sejenak karena merasa kelelahan, dia beristirahat dibawah pohon dekat sebuah danau.
Karena sangat kelelahan dia tidur dibawah pohon itu, setelah  dia menyelesaikan tidur nya maka mulailah dia untuk bekerja lagi.
Akan tetapi, Tukang kayu ini terlihat kebingungan dia kehilangan Kapak besinya.
Dia mencari cari disekitar pohon dekat danau tersebut, dia mencari dan mencari karena kapak besinya adalah satu satunya alat dia mencari makan.
Saat sedang sibuk mencari kayu tersebut, datang lah seorang pangeran penunggu danau tersebut lalu berkata kepada Tukang kayu tersebut ,”Wahai bapak, Apakah yang sedang engkau cari?”
Lalu sang Tukang kayu berkata ,”Maaf tuan, saya mencari kapak saya yang hilang”.
“Apakah ini kapak yang kau maksud?”, Kata Sang pangeran penunggu danau sambil menunjukkan Kapak perak kepada sang Tukang kayu.
Lalu sang Tukang Kayu berkata dengan jujur, “Bukan tuan, bukan itu”.
Kemudian sang pangeran menunjukkan Kapak Emas  dan berkata “Bukankan kapak emas ini yang kau maksud ?”, Sekali lagi tukang kayu mengatakan bahwa kapak itu bukanlah miliknya.
Sekali lagi sang penunggu danau mengeluarkan sebuah kapak dan bertanya lagi kepada sang Tukang Kayu, “Inikah kapak yang kau Maksud?”
Dengan wajah gembira sang Tukang Kayu menjawab,”Ya tuan, Itu memang kapak besi saya”.
“Saya Kagum akan kejujuranmu, Sekarang ambillah semua Kapak itu” Balas sang pangeran.
Tukang kayu yang jujur itu lalu berterimakasih kepada pangeran dan pulang ke rumahnya.
Sampai dirumah dia menceritakannya kepada istri nya.
Mulai saat itu dia menggunakan ketiga kapak nya itu untuk bekerja, setelah pulang dari bekerja sang Tukang kayu sangat Kaget mendapati istrinya tidak ada dirumah.
Dengan wajah sedih dia kembali ke Danau dimana dia menerima Kapak emas dan perak tersebut.
Lalu sang Pangeran muncul lagi dan menanyakan tentang keluhan si Tukang Kayu.
“Istri saya hilang tuan”, Jawabnya dengan raut wajah sedih.
“Inikah istri yang kau maksud wahai Tukang Kayu?” Sang Pangeran Menunjukkan Julia Perez kepada Tukang kayu tersebut.
Tukang kayu tersebut heran lalu menjawab,”Ya tuan”.
“Saya kecewa denganmu, dulu saya mengenal bahwa kau adalah orang yang jujur akan tetapi kau tidaklah seperti dulu, Saya tidak akan mengembalikan istrimu”
Dengan nada sedih sang Tukang Kayu menjawab, “ Bukannya saya tidak ingin jujur tuan, Saya Takut jika saya menolak Julia perez, maka tuan Akan menunjukkan Nikita Mirzani, dan Kemudian Istri saya, Lalu menyuruh saya membawa ketiga nya pulang. Menjaga dan menfkahi seorang istri saja saya sudah keberata, bagaimana lagi jika saya mempunyai 3 istri ?”
Pangeran penunggu danau tersebut tertawa, “hahaha, Ternyata kau masih jujur. Ini bawalah istrimu pulang”
“terimakasih tuan, Terimakasih banyak”
Lalu Tukang Kayu dan Istrinya pulang ke rumah dengan perasaan senang.

Pelajaran yang bisa kita petik dari kisah tersebut adalah tetaplah jujur karena bersikap jujur tidak merugikan.

Salam hangat sobat blogger~

1 comment:


Berkomentarlah yang santun.
Tidak ada captcha, komentar langsung di publikasikan